twitter




Sahabat saya, Ara, memberi hadiah spesial sepulang 2 tahun menimba ilmu di Australia. Boneka petani, dari benang wol, knitting. Cantik betul menurut saya. Pembuatnya sangat cermat, dan nyeni. Ada tikus kecil di kakinya, burung di bahunya.

Tapi bukan hanya bentuknya yang membuat saya takjub. Tapi juga cara Ara mendapatkannya.

Ia berkisah, suatu hari di Adelaide,  diselenggarakan pameran bagi para crafter terbesar di negeri itu. Matanya tertuju pada boneka itu. "Aku langsung ingat dirimu," katanya. Ia berniat membelinya. Namun, ketika ditanyakan, sang crafter menyebut boneka itu hanya untuk pameran, bukan untuk dijual.

Segala jurus yang dikeluarkan Ara untuk merayu agar dia melepaskan bonekanya, tak juga mempan. Termasuk iming-iming 'ganti rugi' yang menjanjikan. Alih-alih tergiur, dia malah bertanya mengapa Ara begitu ngotot ingin membeli boneka buatannya.

"Saya punya teman crafter, dan tengah belajar merajut. Pasti akan sangat bahagia jika aku memberikan boneka itu padanya," Ara menceritakan.

Tak diduga, sang pembuat boneka itu segera membungkus boneka itu dan mengulurkannya pada Ara. Sahabat saya ini segera merogoh kocek di dompetnya, namun buru-buru ditolaknya. "Aku memberikan ini buat sahabatmu, bukan untuk dijual. Sampaikan salamku padanya," katanya.

Maka, boneka petani itu kini jadi boneka kebanggaan kakak. Juga saya, ibunya; pecinta craft yang - betul - sedang belajar merenda.

Saya berharap, Paman Google segera mengindeks foto saya, kemudian memajangnya di search gambar. Agar suatu saat sang pembuat menemukannya, dia akan tahu bahwa saya sangat berterima kasih padanya, dan karyanya sungguh mengilhami saya untuk belajar lebih giat :)

0 comments:

Post a Comment

Komentar Teman: