Bergunjing, boleh kan? Sesekali, buleh ya? Yah? Yah? *memohon-mohon dengan serius wajah
memelas sok-sok acting mau menangis*
Awalnya, saya membuat berita tentang properti Hosni Mubarak di
sini. Tak diduga, dalam 15 menit, hits-nya mencapai 1.700 hit. Ck..ck..ck..
Bos saya girang betul, dan meminta membuat
follow up-nya. Tapi, saya malah asyik membuka-buka berbagai ulasan tentang Suzanne Mubarak, istrinya.
Pergolakan di Mesir memang membuka rahasia lain tentang Hosni Mubarak. Penguasa yang sudah tiga dekade bercokol di Mesir ini ternyata mempunyai harta yang bertebaran di luar negeri. Harian Telegraph memprkitakan total kekaayaan Mubarah adalah 20 miliar pounsterling, atau lebih dari 287 triliun.
Dimana Mubarak menimbun hartanya itu? Situs Telegraph menyebut, sejumlah bank di Swiss, Amerika Serikat, dan Inggris menjadi bankas penyimpanan uang tunainya. Sedangkan properti, dia memiliki istana yang sangat megah di Inggris, Los Angeles, Washington, dan New York.
Sejak berkuasa pada 1981, Mubarak mampu membuat negara di Afrika Utara itu stabil. Rahasianya, dia membangun hubungan baik dengan negara-negara Barat dan Israel. Namun di balik kestabilan, korupsi, kemiskinan dan kekerasan oleh negara tumbuh subur di Mesir.
Pria yang lahir 1928 di desa Kahel-el-Meselha ini terkenal menservis habis-habisan kolega-kolega Baratnya. Misalnya ketika bekas Perdana Menteri Inggris Tony Blair menghabiskan liburan di Timur Tengah, ia diservis di vila mewah Mubarak di Laut Merah. Blair bersama keluarganya menginap di vila bernama Sharm-el-Sheikh.
Mubarak menikah dengan Suzanne, yang berdarah campuran, Mesir-Inggris. Ayah Suzanne, Saleh Thabet, yang berprofesi sebagai dokter anak bertemu dengan Lily May Palmer, suster yang tumbuh dewasa di Wales. Mereka bertemu di London. Saleh kemudian menikah dengan Lily, dan lahirlah Suzanne.
Dalam sebuah wawancara dua tahun lalu, Suzanne mengatakan masih memiliki saudara sepupu di Inggris. "Aku sangat nyaman dengan dua budaya ini, dua bahasa, dua dunia yang berbeda," kata ibu negara berusia 69 tahun tersebut.
Tak heran, ketika negaranya bergolak, Inggrislah yang dituju. Gamal, anak yang disiapkan menjadi presiden Mesir selanjutnya, Suzanne, dan seorang anak perempuannya segera terbang ke London dengan jet pribadi begitu situasi di Kairo memanas.
Bersama Suzanne, 100 kopor lebih menyertai. Di rumah bergaya Georgian seharga 8,5 juta pounds atau sekitar Rp 122 miliar itu, Suzanne kini tinggal. Sementara sang suami, berusaha mempertahankan mati-matian tahtanya, di tengah goyangan jutaan rakyatnya hari ini.
Tapi, saya tergelitik untuk melihat sekilas, seperti apa sih, penampilan istri dari pria berharta Rp 287 triliun itu? *sambil membayangkan, apakah rumah saya yang tipe 36 itu muat untuk menyimpan duit sebanyak itu*
Ini hasil browsing saya:
Owya catatan (biar gossipnya lebih panas): Saat itu sedang musim panas terpanas di Kairo. :))
foto-foto saya ambil dari www.huffingtonpost.com