(sedang belajar lagi menulis gaya straight news):
Multiply konon sekarang menjadi pasar yang hiruk-pikuk bagi saudagar Indonesia. Dapat dipahami ketika Menkominfo melakukan aksi pemblokiran beberapa situs, warga multiply yang berteriak paling kencang.
Bagi Yos Rizal, pria beranak satu yang kebetulan adalah suami saya, berdagang di multiply sah-sah saja. Apalagi antara seller dan buyer sama-sama menjadi pihak yang diuntungkan. Karena tidak mempunyai toko permanen, maka bebas biaya perawatan gedung, sehingga bisa memotong cost dan disubsidikan pada harga, alias menjadi lebih murah. "Bayangkan jika harus sewa kios di ITC," ujarnya.
Kedua, sangat kompatibel dengan kaum wanita yang berperan ganda. "Urusan domestik tak bakal telantar," ujarnya. Konsep home office kena banget kalau menggunakan internet (baca: multiply termasuk di dlamnya).
Berikut ini wawancara eksklusif reporter jahitmenjahit.blogspot.com dengan pria terganteng di seluruh dunia ini usai mengikuti ujian disertasi doktor kakak sepupunya:
JahitMenjahit: Multiply ternyata mengasyikkan ya?
YR: Emang mau dijual berapa?
JM: Kalau Fha, yang boneka kaos kaki itu, djual Rp 20 ribu. Bagaimana?
YR: Kemahalan. Siapa mau beli.
JM: (mulai berkaca-kaca)
YR: Emang buat bikin boneka itu, biayanya berapa?
JM: lima belas ribu. Kan pake kaos kakinya dua pasang.
YR: Oh.
(diam lamaaa.......terus YR ganti topik: Sudah baca tulisanku di majalah yang baru belum?)
JM: (PATAH HATI)