Pertama, ini bukan tentang bau badan, meski sebagai pengidap, saya mahfum betul cara mengusirnya..... hehe.
Kedua, bagi Anda para crocheter, pasti sering menghadapinya (kecuali yang sudah sangat mahir terutama dalam mengira-ira pola).
Woi...kok jadi berteka-teki.(Berpayung bukan raja, bersisik bukannya ikan. Hahay...jawabannya: nanas!)
Ini lho, bu ibu, tentang membuat baju crochet, tiba-tiba harus kesandung: lengan yang sudah dibuat terlalu kecil dibanding kerung lengan yang akan dipasang. Biasanya, saya menyiasatinya dengan membuat pola pagar (double crochet, rantai, double crochet, dst). Tapi ketika 'jurang' terlalu menganga, cara ini sama sekali tak menolong. Bisa sih dipaksakan, tapi hasilnya baju jadi tak manis jatuhnya.
Bagaimana dengan mengulang pola dari awal dengan menambah dua motif kiri dan kanan? No! Saya tak akan turuti saran itu kali ini. Saya sudah cukup berdarah-darah (lebay!) membuatnya, untuk dua lengan model jala yang saya kerap salah itung karena polanya monoton.
Berpikir-berpikir-berpikir...pasti ada cara, iya kan Boot?! (tanya Dora pada sahabatnya, halah!) Maka ketemulah ini: mengaplikasikan pola nanas untuk mengatasinya. Anda tahu pola nanas dan cara membuatnya kan? Bentuknya lebar di bawah, meruncing ke atas. Pas untuk menambal 'jurang menganga' tadi.
Dan, begitulah, si nanas menjadi penyelamat ketiak crochet saya kali ini. Bentuknya tetap manis, dipakainya enak. Tak perlu bongkar benang untuk membuat baru.
*kipas2 sambil lap-lap keringat*
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
Kedua, bagi Anda para crocheter, pasti sering menghadapinya (kecuali yang sudah sangat mahir terutama dalam mengira-ira pola).
Woi...kok jadi berteka-teki.
Ini lho, bu ibu, tentang membuat baju crochet, tiba-tiba harus kesandung: lengan yang sudah dibuat terlalu kecil dibanding kerung lengan yang akan dipasang. Biasanya, saya menyiasatinya dengan membuat pola pagar (double crochet, rantai, double crochet, dst). Tapi ketika 'jurang' terlalu menganga, cara ini sama sekali tak menolong. Bisa sih dipaksakan, tapi hasilnya baju jadi tak manis jatuhnya.
Bagaimana dengan mengulang pola dari awal dengan menambah dua motif kiri dan kanan? No! Saya tak akan turuti saran itu kali ini. Saya sudah cukup berdarah-darah (lebay!) membuatnya, untuk dua lengan model jala yang saya kerap salah itung karena polanya monoton.
Berpikir-berpikir-berpikir...
Dan, begitulah, si nanas menjadi penyelamat ketiak crochet saya kali ini. Bentuknya tetap manis, dipakainya enak. Tak perlu bongkar benang untuk membuat baru.
*kipas2 sambil lap-lap keringat*
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone