twitter


foto: yourashford.co.uk


Apa cita-cita Anda ketika kecil dulu? Aku dulu mengidamkan jadi pegawai kantor pos. Selalu menguntit ibu yang adalah seorang kepala dinas pertanian kecamatan mengirimkan laporan Bigra setiap bulan ke minimal 10 instansi, aku membayangkan enaknya jadi tukang stempel di kantor pos. Bila untuk membuat laporan itu ibu harus ngelembur, dia hanya cukup menyediakan bantalan dan cap yang ujungnya panjang melengkung. Jebret-jebret-jebret...dalam waktu singkat, amplop-amplop berisi angka-angka yang disimpulkan ibuku semalaman dari laporan para petugas pertanian lapangan sudah masuk dalam keranjang; siap dikirimkan.

Ketika aku mengemukakan cita-citaku pada ibu, blio mengangguk-angguk saja. “Tak ingin menjadi dokter?” tanyanya. Aku menggeleng mantap.

Besar sedikit, cita-cita bergeser menjadi guru, lalu pedagang (tapi yang punya timbangan dengan anak timbangan banyak...), lalu relawan di pedalaman. Menekuni pekerjaan yang aku geluti sekarang, tak pernah ada dalam kamusku.

Pekan lalu, di sela-sela kesibukanku menyiapkan tulisan tentang kopi Harar -- aku pengopi, seorang teman meminta tulisan untuk majalahnya -- dan puasa bagi diabetasi --- berdasar pengalaman menyiapkan menu untuk Jose yang seorang diabetasi -- aku menguping celotehan anak-anakku.
Kakak, dulu mengidamkan pekerjaan menjadi "pembuat uang; biar ibu tak usah bekerja, dan mesin ATM ada di depan rumah" kini mengidamkan hal baru: menjadi wizard alias tukang sihir. "Tapi yang baik hati," katanya.

Menjadi tukang sihir putih adalah tema obrolannya beberapa hari ini. "Boleh kan, aku menjadi pelukis dan the wizard?" tanyanya. Aku yang otaknya sedang lebih tune in ke tulisan, mengangguk saja.
Dengan menjadi wizard, kata dia, dia bisa berbuat banyak. Menolong orang, membahagiakan keluarga, dan membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Adiknya, teriak tak kalah lantang, "Aku ingin jadi pawang ular!"Tampaknya, dia mulai terobsesi dengan Animal Planet yang rajin ditongkronginya.

Terkejut sejenak, aku dan Jose makin terbiasa.

Seperti halnya kedua orang tua kami membebaskan kami untuk bercita-cita apapun, maka kini kami pun membebaskan anak-anak untuk berkhayal tentang cita-citanya. Tapi kalau benar menjadi penyihir dan pawang ular?????? Oh My God....ampyun...ampyun....

Foto dari:
www.imdb.com


0 comments:

Post a Comment

Komentar Teman: